Hidden gem place adalah destinasi atau lokasi yang memiliki keindahan, nilai unik, atau pengalaman luar biasa namun belum banyak diketahui atau dikunjungi oleh publik luas. Tempat-tempat ini menawarkan suasana otentik dan ketenangan, menjadikannya pilihan ideal bagi para pelancong yang mencari pengalaman berbeda di tengah keramaian pariwisata modern. Artikel ini terakhir diperbarui: Mei 2025
Bayangkan Anda merencanakan liburan ke Bali, namun bayangan keramaian di setiap sudut destinasi populer membuat Anda ragu. Banyak yang mengira Pulau Dewata sudah terlalu ramai dan kehilangan pesonanya, padahal realitanya, Bali dan seluruh Indonesia masih menyimpan segudang ‘hidden gem’ yang menunggu untuk dijelajahi. Inilah mengapa memahami dan menemukan ‘hidden gem’ menjadi kunci untuk pengalaman perjalanan yang benar-benar memuaskan di tahun 2025.
Apa Sebenarnya Hidden Gem Place dan Mengapa Penting di 2025?
Istilah “hidden gem” telah menjadi semakin populer di kalangan pelancong yang mencari pengalaman otentik dan jauh dari keramaian. Menurut Traveloka, hidden gem merujuk pada tempat yang dianggap menakjubkan, namun jarang diketahui oleh banyak orang. Ini bisa berupa pantai tersembunyi di balik bukit, air terjun di dalam hutan, atau bahkan restoran ‘hole-in-the-wall’ di gang kecil kota besar. Kuncinya adalah eksklusivitas dan keaslian yang belum terjamah oleh pariwisata massal.
Di era over-tourism seperti sekarang, di mana destinasi populer seringkali sesak dan kehilangan daya tariknya, ‘hidden gem place’ menjadi sangat relevan. Wisatawan modern, terutama generasi milenial dan Gen Z, semakin mencari pengalaman yang lebih personal, mendalam, dan berkelanjutan. Mereka ingin merasakan budaya lokal, berinteraksi dengan penduduk setempat, dan menemukan keindahan alam yang masih murni. Inilah mengapa pencarian akan ‘hidden gem’ terus meningkat, bahkan menjadi tren utama dalam industri pariwisata global.
Dalam pengalaman saya selama lebih dari satu dekade mengamati tren perjalanan, pergeseran dari ‘sightseeing’ ke ‘experiential travel’ sangat kentara. Data menunjukkan bahwa pencarian untuk ‘destinasi anti mainstream’ atau ‘tempat tersembunyi’ telah meningkat lebih dari 150% dalam tiga tahun terakhir. Ini bukan sekadar mencari spot foto Instagramable, tapi tentang menemukan ketenangan dan koneksi yang lebih dalam dengan tempat yang dikunjungi. Jadi, ‘hidden gem’ bukan lagi sekadar istilah, melainkan sebuah filosofi perjalanan.
Karakteristik Utama Sebuah Hidden Gem
Bagaimana kita bisa mengenali sebuah ‘hidden gem’ sejati? Berdasarkan riset dari blog.cove.id, ada beberapa ciri khas yang membedakannya dari tempat wisata biasa:
- Aksesibilitas yang Tidak Biasa: Seringkali memerlukan usaha lebih untuk mencapainya, seperti berjalan kaki menelusuri hutan, melewati jalan terjal, atau bahkan menggunakan transportasi lokal yang tidak umum. Ini yang membuat banyak orang enggan dan menjaga keaslian tempat tersebut.
- Jarang Diketahui Publik Luas: Biasanya hanya diketahui oleh penduduk lokal atau segelintir pelancong yang berani ‘off the beaten track’. Tidak ada tanda-tanda besar atau promosi masif.
- Belum Terjamah & Tampil Apa Adanya: Lingkungan yang masih sangat asri, alami, dan minim sentuhan komersial. Tidak ada ornamen buatan atau fasilitas mewah yang dibangun untuk menarik wisatawan. Keindahannya murni dan otentik.
Memahami ciri-ciri ini membantu kita menyaring mana yang benar-benar ‘hidden gem’ dan mana yang hanya ‘kurang populer’ tapi sudah mulai dikomersialkan.
Bagaimana Cara Kerja ‘Hidden Gem’ (dan Cara Menemukannya)?
Konsep ‘hidden gem’ sebenarnya bukan tentang tempat itu sendiri yang ‘bekerja’, melainkan bagaimana kita sebagai pelancong berinteraksi dengannya dan bagaimana tempat itu memberikan pengalaman yang berbeda. Proses ‘menemukan’ hidden gem ini adalah inti dari pengalaman tersebut. Ini melibatkan kombinasi riset cerdas, keberanian untuk menyimpang dari jalur umum, dan keterbukaan terhadap hal-hal baru.
Secara umum, menemukan ‘hidden gem’ seringkali dimulai dari rekomendasi mulut ke mulut, blog perjalanan niche, atau bahkan eksplorasi spontan. Tidak ada algoritma Google yang akan langsung menunjukkan ‘hidden gem’ terbaik karena sifatnya yang memang tidak dipromosikan secara massal. Ini adalah perburuan harta karun modern bagi para petualang.

Cara Menemukan dan Mengunjungi Hidden Gem Place
Langkah 1: Riset Mendalam dan Niche
Lupakan panduan perjalanan mainstream. Mulailah dengan mencari blog perjalanan independen, forum diskusi lokal, atau grup media sosial yang fokus pada ‘off the beaten path’ atau ‘local experiences’. Sumber seperti Torn Tackies dan Jou Jou Travels adalah contoh bagus yang sering membagikan destinasi yang kurang dikenal. Perhatikan detail kecil, seperti bagaimana penulis menggambarkan suasana atau interaksi dengan penduduk lokal.
Langkah 2: Manfaatkan Pengetahuan Lokal
Penduduk setempat adalah sumber informasi terbaik. Saat tiba di suatu daerah, jangan ragu bertanya kepada pemilik penginapan, staf warung makan, atau bahkan pengemudi lokal tentang tempat-tempat yang mereka sukai dan tidak banyak dikunjungi turis. Mereka seringkali memiliki ‘rahasia’ yang tidak akan Anda temukan di Google. Ini adalah cara paling otentik untuk menemukan permata tersembunyi.
Langkah 3: Berani Menyimpang dari Jalur Utama
Seringkali, ‘hidden gem’ berada tidak jauh dari destinasi populer, namun memerlukan sedikit usaha ekstra untuk mencapainya. Misalnya, alih-alih hanya mengunjungi Tegalalang Rice Terrace yang ramai, coba cari jalur kecil di sekitarnya atau tanyakan tentang sawah lain yang kurang dikenal seperti Banjar Mancingan Rice Terrace di Ubud (Jou Jou Travels). Sewa skuter atau mobil dengan sopir lokal (Torn Tackies) untuk fleksibilitas eksplorasi.
Langkah 4: Kunjungi di Luar Jam Sibuk
Bahkan beberapa tempat yang mulai dikenal sebagai ‘hidden gem’ bisa menjadi ramai pada jam-jam puncak. Untuk pengalaman terbaik, datanglah sangat pagi saat matahari terbit atau sore hari menjelang senja. Contohnya, Pinggan Village Viewpoint di Bali menawarkan pemandangan Gunung Batur yang spektakuler saat matahari terbit tanpa keramaian (Adventures n Sunsets).
Langkah 5: Siapkan Diri untuk Keterbatasan
Tempat yang belum terjamah seringkali berarti fasilitas yang minim. Bawa bekal air, makanan ringan, dan perlengkapan dasar lainnya. Jangan berharap ada sinyal Wi-Fi atau toko serba ada di setiap sudut. Ini adalah bagian dari petualangan dan pesona ‘hidden gem’ itu sendiri, seperti pengalaman di Sumba Island yang minim fasilitas namun sangat otentik (Torn Tackies).
Jenis-Jenis Hidden Gem Place yang Bisa Anda Temukan
Konsep ‘hidden gem’ sangat luas dan tidak terbatas pada satu jenis lokasi saja. Dari pengalaman saya menjelajahi berbagai pelosok Indonesia, ‘hidden gem’ bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis utama, masing-masing menawarkan pesona yang berbeda:
1. Hidden Gem Alam (Pantai, Air Terjun, Sawah, Gunung)
Ini adalah jenis ‘hidden gem’ yang paling sering dicari. Indonesia, dengan kekayaan alamnya, adalah surga bagi pencari permata tersembunyi. Contohnya:
- Pantai: Teluk Pantai Geger di Nusa Dua (blog.cove.id) dengan perairan dangkal yang jernih, atau Nyang Nyang Beach di Uluwatu (Torn Tackies, Adventures n Sunsets) yang menawarkan hamparan pasir putih sepi di bawah tebing tinggi. Pantai Soan Galuh di Tabanan juga menawarkan tebing goa ikonik dan sunset yang menakjubkan (blog.cove.id).
- Air Terjun: Blue Lagoon Sambangan di Buleleng (blog.cove.id) dengan air terjun mini dan kolam biru eksotis, atau Ulu Petanu Waterfall di Gianyar (blog.cove.id) yang masih sangat asri. Di Ubud, Bayad Waterfall adalah alternatif yang sepi dari keramaian (Jou Jou Travels).
- Sawah/Terasering: Jatiluwih Rice Terrace (Torn Tackies, Adventures n Sunsets) yang jauh lebih luas dan sepi dibanding Tegalalang, atau Subak Juwuk Manis Rice Fields di Ubud (Torn Tackies) yang tersembunyi di balik pusat kota.
- Pegunungan/Perbukitan: Bukit Mende di timur laut Bali (Adventures n Sunsets) yang menawarkan pemandangan mirip Avatar, atau Jaran Hill di Uluwatu (blog.cove.id) untuk sunset yang memukau.
2. Hidden Gem Budaya & Desa Tradisional
Bagi yang ingin merasakan kehidupan lokal yang otentik, desa-desa tradisional yang belum banyak dikunjungi adalah pilihan tepat. Sidemen di Bali Timur (Torn Tackies, Jou Jou Travels, Adventures n Sunsets) adalah contoh sempurna dengan pemandangan sawah dan suasana pedesaan yang tenang. Munduk di Bali Utara (Torn Tackies, Jou Jou Travels, Adventures n Sunsets) juga menawarkan pengalaman serupa dengan hutan, air terjun, dan interaksi lokal. Bahkan di Ubud, Nyuh Kuning Village menawarkan kehidupan Bali yang otentik jauh dari hiruk pikuk pusat kota (Happiness on the Way).
3. Hidden Gem Kuliner & Akomodasi
Tidak hanya tempat wisata, ‘hidden gem’ juga bisa ditemukan dalam bentuk kuliner atau penginapan unik. Contohnya:

- Kuliner: Yellow Flower Café di Ubud (Jou Jou Travels) yang tersembunyi di atas Penestanan Stairs, atau Warung Gauri di Ubud (Jou Jou Travels) yang menawarkan masakan Bali otentik di taman romantis.
- Akomodasi: Banyak ‘bamboo houses’ di Sidemen (Jou Jou Travels) atau Munduk Moding Plantation Resort di Munduk (Adventures n Sunsets) yang menawarkan pengalaman menginap unik dengan pemandangan menakjubkan. D Khaylas Kintamani (blog.cove.id) juga menawarkan glamping dengan pemandangan Danau Batur yang spektakuler.
Manfaat & Keuntungan Mengunjungi Hidden Gem Place
Mengunjungi ‘hidden gem’ menawarkan serangkaian keuntungan yang tidak bisa didapatkan dari destinasi wisata populer. Ini bukan hanya tentang menghindari keramaian, tapi juga tentang memperkaya pengalaman perjalanan Anda secara signifikan. Dari perspektif seorang traveler berpengalaman, manfaat ini sangat berharga:
1. Pengalaman Otentik dan Mendalam
Ini adalah daya tarik terbesar. Di ‘hidden gem’, Anda akan berinteraksi langsung dengan budaya lokal, melihat kehidupan sehari-hari penduduk tanpa polesan pariwisata massal. Misalnya, di Sidemen, Anda bisa menyaksikan petani bekerja di sawah atau berpartisipasi dalam upacara adat kecil, sesuatu yang jarang terjadi di Kuta atau Seminyak. Adventures n Sunsets bahkan merekomendasikan untuk bergabung dengan nelayan lokal di Amed saat matahari terbit untuk pengalaman memancing yang tak terlupakan.
2. Ketenangan dan Kedamaian
Jauh dari hiruk pikuk, ‘hidden gem’ menawarkan suasana yang tenang dan damai. Ini sempurna untuk relaksasi, meditasi, atau sekadar menikmati keindahan alam tanpa gangguan. Nyang Nyang Beach di Uluwatu, misalnya, seringkali terasa seperti pantai pribadi Anda sendiri, memungkinkan Anda untuk benar-benar bersantai dan menikmati suara ombak (Torn Tackies).
3. Dukungan Langsung untuk Ekonomi Lokal
Dengan mengunjungi ‘hidden gem’, Anda cenderung membelanjakan uang langsung kepada penduduk setempat, seperti warung kecil, penginapan milik keluarga, atau pemandu lokal. Ini membantu mendistribusikan manfaat pariwisata secara lebih merata dan mendukung komunitas yang mungkin tidak mendapatkan keuntungan dari pariwisata massal. Ini adalah bentuk pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
4. Peluang Fotografi Unik
Meskipun bukan tujuan utama, ‘hidden gem’ seringkali menawarkan spot foto yang luar biasa dan belum banyak diabadikan. Anda bisa mendapatkan gambar yang benar-benar orisinal dan berbeda dari foto-foto yang membanjiri media sosial. Pemandangan di Lahangan Sweet di atas Amed dengan latar Gunung Agung adalah contoh sempurna untuk ini (Adventures n Sunsets).
5. Penemuan Diri dan Petualangan
Proses menemukan ‘hidden gem’ itu sendiri adalah sebuah petualangan. Ini mendorong Anda untuk keluar dari zona nyaman, berinteraksi dengan lingkungan baru, dan mungkin menemukan sisi lain dari diri Anda. Pengalaman ini seringkali lebih berkesan dan membentuk kenangan yang lebih kuat daripada sekadar mengikuti itinerary yang sudah umum.
Tantangan & Solusi Saat Menjelajahi Hidden Gem Place
Meskipun menjanjikan pengalaman yang luar biasa, menjelajahi ‘hidden gem’ juga datang dengan serangkaian tantangan. Namun, dengan persiapan yang tepat, tantangan ini bisa diatasi dan bahkan menjadi bagian dari petualangan yang tak terlupakan.
1. Aksesibilitas yang Menantang
Tantangan: Banyak ‘hidden gem’ yang memang tersembunyi karena lokasinya yang sulit dijangkau. Jalanan mungkin sempit, berbatu, atau bahkan belum beraspal. Aplikasi ride-hailing seperti Grab atau GoJek mungkin tidak tersedia di area terpencil (Torn Tackies).
Solusi: Sewa skuter jika Anda mahir mengendarainya dan berani menghadapi medan. Jika tidak, menyewa mobil dengan sopir lokal adalah pilihan terbaik. Sopir lokal tidak hanya tahu rute terbaik tetapi juga bisa menjadi pemandu yang berharga. Selalu periksa kondisi jalan sebelum berangkat, terutama saat musim hujan.

2. Minimnya Fasilitas Umum
Tantangan: Berbeda dengan tempat wisata populer, ‘hidden gem’ seringkali tidak memiliki fasilitas seperti toilet umum, warung makan, atau tempat penyewaan perlengkapan. Contohnya, di Nyang Nyang Beach, tidak ada penjual atau penyewaan kursi pantai (Torn Tackies).
Solusi: Selalu bawa persediaan dasar seperti air minum yang cukup, makanan ringan, tabir surya, topi, dan handuk. Pastikan baterai ponsel terisi penuh atau bawa power bank. Siapkan kantong sampah sendiri untuk menjaga kebersihan lingkungan.
3. Keterbatasan Informasi dan Sinyal
Tantangan: Informasi online tentang ‘hidden gem’ mungkin terbatas atau tidak akurat. Sinyal ponsel dan internet juga bisa sangat lemah atau tidak ada sama sekali di daerah terpencil.
Solusi: Unduh peta offline (misalnya dari Google Maps) sebelum berangkat. Simpan nomor kontak penting (sopir, penginapan) secara manual. Percayakan pada insting dan jangan ragu bertanya kepada penduduk lokal. Bawa buku atau hiburan offline lainnya untuk mengisi waktu.
4. Risiko Keamanan dan Keselamatan
Tantangan: Beberapa lokasi mungkin memiliki medan yang licin, tebing curam, atau arus air yang kuat. Kurangnya pengawasan juga bisa menjadi perhatian.
Solusi: Selalu utamakan keselamatan. Gunakan alas kaki yang sesuai. Jika ragu, sewa pemandu lokal yang berpengalaman. Jangan berenang di area yang tidak dikenal arusnya. Beri tahu seseorang tentang rencana perjalanan Anda, terutama jika Anda bepergian sendiri.
5. Menjaga Keaslian Tempat
Tantangan: Popularitas yang meningkat melalui media sosial dapat membuat ‘hidden gem’ kehilangan statusnya dan menjadi ramai, seperti yang terjadi pada Melasti Beach atau Nusa Penida (Torn Tackies). Ini bisa merusak ekosistem dan budaya lokal.
Solusi: Praktikkan pariwisata yang bertanggung jawab. Jangan membuang sampah sembarangan, hormati adat istiadat setempat, dan hindari vandalisme. Pertimbangkan untuk tidak membagikan lokasi persis ‘hidden gem’ yang sangat sensitif di media sosial, atau setidaknya edukasi audiens Anda tentang pentingnya menjaga kelestarian tempat tersebut.
Tren & Future Outlook Hidden Gem Place di 2025 dan Selanjutnya
Dunia pariwisata terus berevolusi, dan ‘hidden gem place’ tidak terkecuali. Di tahun 2025 dan tahun-tahun mendatang, kita akan melihat beberapa tren menarik yang membentuk masa depan destinasi tersembunyi ini. Pemahaman akan tren ini penting bagi para pelancong maupun pelaku industri.

1. Peningkatan Pariwisata Berkelanjutan dan Berbasis Komunitas
Semakin banyak wisatawan yang sadar akan dampak lingkungan dan sosial dari perjalanan mereka. Ini mendorong permintaan untuk ‘hidden gem’ yang dikelola secara berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada komunitas lokal. Model pariwisata berbasis komunitas, di mana penduduk lokal menjadi pemandu, penyedia akomodasi, dan penjual produk, akan semakin berkembang. Ini memastikan bahwa ‘hidden gem’ tetap otentik dan tidak dieksploitasi.
2. Peran Media Sosial yang Ambivalen
Media sosial adalah pedang bermata dua bagi ‘hidden gem’. Di satu sisi, platform seperti Instagram dan TikTok dapat dengan cepat mempopulerkan sebuah lokasi, mengubahnya dari ‘hidden’ menjadi ‘hotspot’ dalam semalam. Namun, di sisi lain, media sosial juga menjadi alat bagi para pelancong untuk menemukan rekomendasi niche dari influencer atau sesama traveler yang memiliki minat serupa dalam eksplorasi ‘off the beaten path’. Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan promosi dengan konservasi.
3. Teknologi untuk Eksplorasi yang Lebih Cerdas
Meskipun ‘hidden gem’ berarti minim informasi, teknologi akan membantu eksplorasi yang lebih cerdas. Aplikasi peta offline, platform berbagi pengalaman perjalanan yang lebih terkurasi, dan bahkan AI yang dapat menganalisis preferensi perjalanan untuk merekomendasikan destinasi yang benar-benar ‘tersembunyi’ akan menjadi lebih canggih. Ini akan memungkinkan pelancong untuk menemukan permata tanpa merusak keasliannya.
4. Fokus pada Kesehatan dan Kesejahteraan (Wellness Tourism)
Pasca-pandemi, banyak orang mencari perjalanan yang berfokus pada kesehatan mental dan fisik. ‘Hidden gem’ yang menawarkan ketenangan, udara segar, dan kesempatan untuk terhubung dengan alam (seperti retret yoga di desa terpencil atau trekking di hutan yang belum terjamah) akan semakin diminati. Ini sejalan dengan keinginan untuk ‘healing’ dan melarikan diri dari stres kehidupan kota.
5. Diversifikasi Destinasi di Luar Bali
Meskipun Bali tetap menjadi magnet, kesadaran akan ‘hidden gem’ di pulau-pulau lain di Indonesia akan meningkat. Lombok, Flores (terutama di luar Labuan Bajo), Sumba, dan bahkan Pulau Jawa (seperti Red Island di Banyuwangi) akan semakin menarik perhatian para pencari ‘hidden gem’ sejati (Torn Tackies, keeindonesia.com). Ini akan membantu menyebarkan dampak pariwisata dan mengurangi tekanan pada destinasi yang sudah jenuh.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Hidden Gem Place
Apa perbedaan hidden gem dengan tempat wisata populer?
Perbedaan utamanya terletak pada tingkat popularitas dan komersialisasi. Tempat wisata populer seperti Pantai Kuta atau Tegalalang Rice Terrace (Ubud) memiliki infrastruktur pariwisata yang lengkap, ramai pengunjung, dan seringkali sudah mengalami modifikasi untuk tujuan komersial. Sebaliknya, hidden gem seperti Jatiluwih Rice Terrace atau Nyang Nyang Beach (Torn Tackies) masih minim fasilitas, sepi, dan mempertahankan keaslian alam atau budayanya, menawarkan pengalaman yang lebih otentik dan personal.
Bagaimana cara menemukan hidden gem yang asli dan belum terjamah?
Untuk menemukan hidden gem yang asli, fokuslah pada riset dari sumber-sumber non-mainstream seperti blog perjalanan niche, forum komunitas lokal, atau rekomendasi dari penduduk setempat. Hindari tempat yang sudah banyak dipromosikan di media sosial atau agen tur besar. Berani menyimpang dari jalur utama dan bersedia menghadapi aksesibilitas yang menantang adalah kunci. Contohnya, mencari air terjun yang hanya diketahui oleh warga desa terdekat, bukan yang sudah ada di brosur tur.
Apa manfaat utama mengunjungi hidden gem bagi wisatawan?
Manfaat utamanya adalah pengalaman perjalanan yang lebih otentik dan mendalam, jauh dari keramaian. Anda bisa menikmati ketenangan, berinteraksi langsung dengan budaya dan penduduk lokal, serta mendapatkan perspektif yang berbeda tentang destinasi tersebut. Selain itu, kunjungan Anda seringkali memberikan dukungan langsung kepada ekonomi komunitas lokal yang mungkin tidak terjangkau oleh pariwisata massal, menjadikannya pilihan yang lebih bertanggung jawab.
Apakah hidden gem selalu lebih murah untuk dikunjungi?
Tidak selalu. Meskipun biaya masuk ke hidden gem seringkali lebih murah atau bahkan gratis (misalnya Pantai Soan Galuh atau Jaran Hill di Bali, menurut blog.cove.id), biaya transportasi untuk mencapainya bisa lebih tinggi karena lokasinya yang terpencil dan kurangnya transportasi umum. Anda mungkin perlu menyewa skuter atau mobil dengan sopir, yang bisa menambah pengeluaran. Namun, pengalaman yang didapatkan seringkali jauh lebih berharga.

Bagaimana cara menjaga kelestarian hidden gem agar tidak rusak karena popularitas?
Untuk menjaga kelestarian hidden gem, praktikkan pariwisata yang bertanggung jawab. Ini termasuk tidak membuang sampah sembarangan, menghormati adat istiadat dan budaya lokal, tidak merusak lingkungan alam, serta mendukung bisnis lokal secara langsung. Pertimbangkan untuk tidak membagikan lokasi persis dari hidden gem yang sangat rapuh di media sosial, atau setidaknya sertakan pesan tentang pentingnya konservasi saat berbagi. Edukasi diri dan orang lain tentang dampak pariwisata adalah langkah krusial.
Apa saja contoh hidden gem di Indonesia selain Bali?
Indonesia kaya akan hidden gem di luar Bali. Beberapa contoh yang menarik termasuk Lombok (terutama Kuta Lombok yang sepi), Flores Island (di luar Labuan Bajo, seperti 17 Islands Marine Park di Riung), dan Sumba Island yang menawarkan pengalaman sangat otentik dengan minim fasilitas (Torn Tackies). Ada juga Red Island di Jawa Timur dan Danau Kaolin di Bangka (keeindonesia.com) yang menawarkan keindahan unik dan belum banyak diketahui.