Hidden gem adalah istilah yang merujuk pada sesuatu yang indah, berharga, atau berkualitas tinggi, namun belum banyak diketahui atau populer di kalangan masyarakat luas. Baik itu tempat wisata, kuliner, produk, atau bahkan bakat seseorang, ‘permata tersembunyi’ ini menawarkan pengalaman unik dan otentik yang seringkali luput dari perhatian publik, menjadikannya harta karun yang patut dieksplorasi di tengah hiruk pikuk informasi digital.
Di era di mana setiap sudut dunia seolah sudah terekspos di media sosial, menemukan ‘hidden gem’ menjadi semacam petualangan modern. Ada kepuasan tersendiri saat kita berhasil mengungkap sesuatu yang istimewa, yang belum terjamah keramaian, dan masih mempertahankan esensi aslinya. Ini bukan sekadar tentang menemukan tempat baru, tapi juga tentang merasakan koneksi yang lebih dalam dengan keaslian dan keunikan yang ditawarkannya.
Artikel ini terakhir diperbarui: Mei 2024
Apa Sebenarnya “Hidden Gem”? Memahami Permata Tersembunyi di Era Digital
Secara harfiah, frasa bahasa Inggris “hidden gem” berarti “permata tersembunyi”. Namun, seperti dijelaskan oleh Kumparan.com, dalam konteks bahasa gaul dan percakapan sehari-hari, istilah ini telah berkembang maknanya. Kini, “hidden gem” biasa digunakan untuk menunjuk suatu tempat kuliner atau wisata yang bagus, indah, atau memiliki kualitas di atas rata-rata, namun belum diketahui oleh banyak orang. Ini bisa berupa pantai tersembunyi di balik bukit, restoran kecil di pelosok desa, atau air terjun di dalam hutan yang belum terjamah.
Pada awalnya, istilah ini memang lebih merujuk pada tempat-tempat yang secara fisik sulit diakses atau benar-benar terpencil. Namun, seiring dengan perkembangan media sosial, makna “hidden gem” sedikit bergeser. Menurut Detik.com, kini pengguna media sosial lebih sering menggunakan kata ini untuk tempat yang belum ramai didatangi orang lain, terlepas dari tingkat aksesibilitasnya. Jadi, sebuah kafe di tengah kota yang sepi pengunjung tapi menyajikan kopi luar biasa pun bisa disebut “hidden gem” jika belum viral.
Mengapa istilah ini begitu relevan di tahun 2025? Di tengah banjir informasi dan homogenisasi pengalaman yang seringkali terjadi akibat viralitas, pencarian akan “hidden gem” menjadi respons alami. Orang mencari keunikan, keaslian, dan pengalaman yang lebih personal, jauh dari keramaian turis atau tren yang sudah jenuh. Ini adalah upaya untuk menemukan kembali esensi dari eksplorasi dan apresiasi terhadap hal-hal yang belum terkomersialisasi secara massal.
Miskonsepsi umum tentang “hidden gem” adalah bahwa ia harus selalu berupa tempat yang benar-benar terpencil dan sulit dijangkau. Padahal, seperti yang diungkapkan oleh OCBC.id, “hidden gem” juga bisa berupa produk, karya seni, atau bahkan sosok individu yang memiliki kualitas luar biasa namun belum mendapatkan pengakuan luas. Kuncinya adalah pada aspek “tersembunyi” atau “belum diketahui banyak orang”, bukan semata-mata pada kesulitan akses fisik.
Ciri-ciri Khas yang Menjadikan Sesuatu “Hidden Gem”
Untuk mengidentifikasi apakah sesuatu itu benar-benar sebuah “hidden gem”, ada beberapa karakteristik kunci yang bisa kita perhatikan. Ciri-ciri ini membedakannya dari tempat atau hal yang sudah populer dan dikenal luas. Berdasarkan observasi kami selama bertahun-tahun mengikuti tren pariwisata dan kuliner, serta merujuk pada berbagai sumber, berikut adalah ciri-ciri utamanya:
1. Aksesibilitas yang Tidak Biasa atau Sulit Dijangkau
Ini adalah ciri paling klasik dari sebuah “hidden gem”. Seperti yang dijelaskan oleh Traveloka.com dan Detik.com, sebuah “hidden gem” seringkali memerlukan usaha lebih untuk mencapainya. Untuk wisata alam, mungkin Anda harus berjalan kaki masuk ke dalam hutan, menelusuri jalan terjal, atau bahkan mendaki bukit. Sementara untuk tempat makan, lokasinya bisa saja berada di dalam gang kecil, di pelosok desa, atau bahkan di dalam perumahan yang tidak memiliki tanda jelas.
Dalam pengalaman kami, tempat-tempat seperti ini seringkali tidak memiliki plang besar atau penanda yang mencolok. Anda mungkin harus bertanya kepada penduduk lokal atau mengandalkan petunjuk dari mulut ke mulut untuk menemukannya. Ini menambah sensasi petualangan dan eksklusivitas saat berhasil mencapainya.
2. Belum Banyak Diketahui Orang (Eksklusivitas Lokal)
Ciri ini sangat krusial. Sebuah “hidden gem” adalah tempat atau hal yang keberadaannya belum tersebar luas. Biasanya, hanya penduduk lokal atau segelintir orang yang mengetahuinya. Informasi tentang “hidden gem” seringkali menyebar dari mulut ke mulut, bukan melalui kampanye pemasaran besar-besaran atau liputan media massa.
Ketika sebuah tempat menjadi viral di media sosial, ia cenderung kehilangan status “hidden gem”-nya karena sudah diketahui banyak orang. Ini adalah paradoks yang menarik: keinginan untuk berbagi keindahan seringkali berujung pada hilangnya keunikan “tersembunyi” itu sendiri. Namun, sebelum itu terjadi, momen penemuan adalah yang paling berharga.

3. Keasrian, Keotentikan, dan Tampilan Apa Adanya
“Hidden gem” seringkali tampil apa adanya, tanpa banyak ornamen atau sentuhan modern yang berlebihan. Untuk wisata alam, tempatnya masih sangat asri, belum terjamah, dan terjaga kealamiannya. Ini berarti minimnya fasilitas komersial, bangunan permanen, atau bahkan sampah yang mengganggu pemandangan.
Bagi tempat makan, tampilannya mungkin sederhana, bahkan menyatu dengan rumah penduduk biasa. Namun, kesederhanaan inilah yang menjadi karakter kuatnya. Hidangan yang disajikan terasa otentik, lezat, dan seringkali berbeda dari apa yang biasa ditemukan di tempat lain. Ini adalah tentang substansi, bukan sekadar kemasan.
4. Kualitas Luar Biasa atau Keunikan yang Tak Terduga
Meskipun tersembunyi dan sederhana, sebuah “hidden gem” pasti memiliki nilai atau kualitas yang luar biasa. Ini bisa berupa pemandangan yang menakjubkan, rasa makanan yang tak terlupakan, desain produk yang inovatif, atau bakat seni yang memukau. Kualitas inilah yang membuat seseorang merasa beruntung telah menemukannya dan ingin membagikannya (dengan segala risikonya).
Keunikan ini bisa datang dari berbagai aspek: bahan baku lokal yang langka, resep turun-temurun, teknik kerajinan tangan yang hampir punah, atau perspektif artistik yang segar. Intinya, ada sesuatu yang istimewa yang membedakannya dari yang lain, yang membuatnya layak disebut “permata”.
Lebih dari Sekadar Tempat: Berbagai Jenis “Hidden Gem” yang Bisa Anda Temukan
Meskipun istilah “hidden gem” paling sering diasosiasikan dengan tempat wisata atau kuliner, cakupannya sebenarnya jauh lebih luas. Seperti yang diulas oleh OCBC.id dan GridKids.id, “hidden gem” bisa merujuk pada berbagai hal yang memiliki nilai tinggi namun belum dikenal luas. Mari kita bedah jenis-jenis “hidden gem” yang mungkin Anda temukan:
1. Hidden Gem Wisata Alam
Ini adalah jenis “hidden gem” yang paling populer dan sering dibicarakan. Contohnya termasuk pantai-pantai terpencil dengan pasir putih yang belum terjamah, air terjun yang tersembunyi di balik hutan lebat, danau-danau tenang di pegunungan, atau puncak bukit dengan pemandangan spektakuler yang hanya diketahui oleh penduduk lokal. Traveloka.com bahkan memberikan beberapa contoh di Indonesia seperti Puncak Cartensz, Danau Sentani, Bukit Asah di Bali, dan Pantai Ngitun di Yogyakarta. Keindahan alam yang masih murni dan suasana tenang menjadi daya tarik utama jenis ini.
2. Hidden Gem Kuliner
Siapa yang tidak suka menemukan tempat makan yang menyajikan hidangan lezat dengan harga terjangkau, namun lokasinya tersembunyi? Ini bisa berupa warung makan legendaris di gang sempit, kafe dengan suasana unik di tengah perumahan, atau restoran “hole-in-the-wall” yang hanya diketahui oleh para pencinta kuliner sejati. Ciri khasnya adalah rasa yang otentik, resep turun-temurun, dan seringkali suasana yang sederhana namun nyaman. Pengalaman menemukan dan menikmati makanan di tempat seperti ini seringkali lebih berkesan daripada di restoran mewah yang sudah terkenal.
3. Hidden Gem Produk atau Karya Seni
Tidak hanya tempat, “hidden gem” juga bisa berupa produk atau karya seni. Bayangkan Anda menemukan sebuah merek lokal yang memproduksi tas tangan dengan desain unik dan kualitas bahan premium, namun belum banyak dikenal. Atau sebuah lukisan dari seniman muda yang karyanya sangat memukau tapi belum dipamerkan di galeri besar. Ini juga berlaku untuk musik, buku, atau film independen yang memiliki kualitas tinggi namun belum mendapatkan perhatian dari industri mainstream. Menemukan “hidden gem” jenis ini seringkali memberikan kepuasan tersendiri karena Anda merasa menjadi bagian dari komunitas kecil yang menghargai keaslian dan inovasi.
4. Hidden Gem Individu atau Bakat
Ya, bahkan manusia pun bisa menjadi “hidden gem”! Ini merujuk pada seseorang yang memiliki bakat luar biasa, keahlian unik, atau pemikiran brilian, namun belum dikenal luas oleh publik. Mungkin seorang musisi jalanan dengan suara emas, seorang pengrajin yang mampu menciptakan karya seni detail yang menakjubkan, atau seorang inovator yang sedang mengembangkan ide revolusioner di garasinya. Mengidentifikasi dan mengapresiasi “hidden gem” dalam diri seseorang adalah bentuk penghargaan terhadap potensi yang belum terungkap.
Mengapa Kita Terobsesi dengan “Hidden Gem”? Manfaat dan Daya Tariknya
Fenomena “hidden gem” bukan sekadar tren sesaat, melainkan mencerminkan kebutuhan mendalam manusia akan pengalaman yang otentik dan personal. Ada beberapa alasan kuat mengapa kita begitu tertarik untuk menemukan dan mengunjungi “permata tersembunyi” ini:
1. Pengalaman Unik dan Otentik
Berbeda dengan destinasi wisata atau tempat makan yang sudah populer dan seringkali terasa “turistik”, “hidden gem” menawarkan pengalaman yang lebih murni dan otentik. Anda bisa merasakan suasana lokal yang sesungguhnya, berinteraksi dengan penduduk setempat, dan menikmati keindahan tanpa filter komersialisasi. Ini adalah kesempatan untuk keluar dari jalur yang biasa dan menciptakan kenangan yang benar-benar personal.

2. Menghindari Keramaian (Escape from Mainstream)
Di tengah padatnya jadwal dan keramaian kota, “hidden gem” menjadi oase ketenangan. Banyak orang mencari tempat yang tidak ramai, di mana mereka bisa bersantai, merenung, atau sekadar menikmati keindahan tanpa gangguan. Ini adalah pelarian dari hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah kesempatan untuk mengisi ulang energi di tempat yang damai.
3. Kebanggaan Menemukan Sesuatu yang Baru
Ada kepuasan tersendiri saat Anda menjadi salah satu orang pertama yang menemukan atau mengunjungi sebuah “hidden gem”. Ini memberikan rasa bangga dan eksklusivitas, seolah Anda telah mengungkap rahasia yang belum banyak diketahui. Sensasi penemuan ini seringkali menjadi motivasi utama bagi para penjelajah dan pencinta kuliner.
4. Potensi Nilai Lebih (Harga, Kualitas)
Seringkali, “hidden gem” menawarkan kualitas yang luar biasa dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan tempat-tempat populer. Ini karena mereka belum memiliki biaya operasional atau pemasaran sebesar bisnis besar, dan fokus pada kualitas produk atau layanan. Anda bisa mendapatkan pengalaman premium tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
5. Dampak Positif pada Ekonomi Lokal
Mengunjungi “hidden gem” yang dikelola oleh masyarakat lokal atau usaha kecil dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Anda secara langsung mendukung perekonomian setempat, membantu melestarikan budaya dan tradisi, serta memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang mungkin belum memiliki akses ke pasar yang lebih luas. Ini adalah bentuk pariwisata atau konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Panduan Praktis: Cara Menemukan dan Mengidentifikasi “Hidden Gem” Anda Sendiri
Cara Menemukan “Hidden Gem”
Menemukan “hidden gem” membutuhkan kombinasi antara riset, keberanian untuk bereksplorasi, dan sedikit keberuntungan. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa Anda terapkan:
Langkah 1: Lakukan Riset Mendalam di Sumber yang Tepat
Alih-alih hanya mengandalkan media sosial populer, coba cari informasi dari forum-forum lokal, blog perjalanan yang lebih niche, atau komunitas daring yang berfokus pada eksplorasi. Grup Facebook atau subreddit tentang kota tertentu seringkali menjadi sarang informasi tentang tempat-tempat yang belum banyak diketahui. Perhatikan juga ulasan di Google Maps yang mungkin menyebutkan “tempat tersembunyi” atau “hanya diketahui lokal”.
Langkah 2: Berinteraksi dengan Penduduk Lokal
Penduduk lokal adalah sumber informasi terbaik untuk “hidden gem”. Mereka tahu persis di mana “permata tersembunyi” itu berada, karena mereka hidup dan berinteraksi dengan lingkungan tersebut setiap hari. Jangan ragu untuk bertanya kepada pemilik warung kopi, sopir taksi, atau staf hotel. Seringkali, mereka akan dengan senang hati berbagi rekomendasi yang tidak akan Anda temukan di panduan wisata umum.
Langkah 3: Eksplorasi Tanpa Rencana (Serendipity)
Terkadang, “hidden gem” ditemukan secara tidak sengaja. Berjalan-jalanlah tanpa tujuan yang pasti, belok ke gang-gang kecil yang menarik perhatian, atau ikuti naluri Anda untuk menjelajahi area yang kurang dikenal. Sensasi serendipity—menemukan sesuatu yang berharga saat tidak mencarinya—adalah salah satu bagian paling menyenangkan dari perburuan “hidden gem”.
Langkah 4: Perhatikan Tanda-tanda Khas “Hidden Gem”
Saat menjelajah, perhatikan ciri-ciri yang telah kita bahas: akses yang tidak biasa (misalnya, harus melewati jalan setapak kecil), minimnya tanda komersial, suasana yang otentik dan apa adanya, serta kehadiran penduduk lokal yang lebih dominan daripada turis. Jika Anda menemukan tempat yang memenuhi kriteria ini, kemungkinan besar Anda telah menemukan sebuah “hidden gem”.
Langkah 5: Manfaatkan Media Sosial secara Bijak
Meskipun media sosial bisa membuat “hidden gem” menjadi viral, ia juga bisa menjadi alat penemuan yang ampuh jika digunakan dengan bijak. Ikuti akun-akun lokal yang fokus pada eksplorasi, gunakan hashtag yang spesifik dan kurang populer, atau cari konten dari “micro-influencer” yang cenderung berbagi tempat-tempat yang lebih otentik dan belum terlalu dikenal. Namun, selalu ingat risiko bahwa berbagi secara luas bisa menghilangkan status “tersembunyi” dari tempat tersebut.
Dilema “Hidden Gem”: Tantangan dan Etika Berbagi di Era Digital
Menemukan “hidden gem” adalah kebahagiaan tersendiri, namun ada dilema etis yang menyertainya, terutama di era media sosial. Ketika sebuah “hidden gem” dibagikan dan menjadi viral, ia seringkali kehilangan esensi “tersembunyi”-nya. Ini membawa sejumlah tantangan:

1. Risiko Kehilangan Keasrian Setelah Viral
Begitu sebuah “hidden gem” terekspos ke publik luas, ia berisiko kehilangan keasrian dan keotentikannya. Lonjakan pengunjung yang tiba-tiba dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, perubahan budaya lokal, atau komersialisasi berlebihan yang menghilangkan daya tarik aslinya. Contohnya, sebuah pantai yang dulunya sepi dan bersih bisa menjadi penuh sampah dan fasilitas yang merusak pemandangan setelah viral.
2. Tantangan Aksesibilitas dan Infrastruktur
Banyak “hidden gem” tidak dirancang untuk menampung banyak pengunjung. Akses jalan yang sempit, minimnya tempat parkir, atau kurangnya fasilitas dasar seperti toilet dan tempat sampah bisa menjadi masalah serius. Lonjakan pengunjung tanpa persiapan infrastruktur yang memadai dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi pengunjung dan beban bagi komunitas lokal.
3. Etika Berbagi: Kapan dan Bagaimana?
Ini adalah pertanyaan besar bagi para penjelajah “hidden gem”. Haruskah kita membagikannya? Jika ya, bagaimana caranya agar dampaknya minimal? Beberapa berpendapat bahwa berbagi adalah cara untuk mendukung ekonomi lokal, sementara yang lain percaya bahwa menjaga kerahasiaan adalah bentuk perlindungan. Jika Anda memutuskan untuk berbagi, pertimbangkan untuk memberikan informasi yang bertanggung jawab, seperti cara menjaga kebersihan, menghormati budaya lokal, dan tidak merusak lingkungan.
4. Menjaga Keberlanjutan
Penting untuk memikirkan keberlanjutan “hidden gem” dalam jangka panjang. Apakah tempat tersebut memiliki kapasitas untuk menampung lebih banyak pengunjung? Apakah komunitas lokal siap dengan perubahan yang mungkin terjadi? Sebagai pengunjung, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, meninggalkan jejak seminimal mungkin, dan mendukung praktik-praktik yang berkelanjutan.
Masa Depan “Hidden Gem”: Tren dan Prediksi di Tahun-tahun Mendatang
Konsep “hidden gem” akan terus berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan preferensi konsumen. Di tahun-tahun mendatang, kita bisa melihat beberapa tren menarik:
1. Peran AI dan Teknologi dalam Penemuan
Algoritma AI mungkin akan semakin canggih dalam merekomendasikan “hidden gem” berdasarkan preferensi dan riwayat pencarian pengguna, bahkan sebelum tempat tersebut menjadi viral. Teknologi seperti augmented reality (AR) juga bisa membantu “menyingkap” permata tersembunyi di lingkungan sekitar kita. Namun, ini juga berarti tantangan baru dalam menjaga “ketersembunyian” mereka.
2. Pergeseran Preferensi Wisatawan/Konsumen
Semakin banyak orang yang mencari pengalaman yang lebih personal, otentik, dan berkelanjutan. Ini akan mendorong permintaan akan “hidden gem” yang menawarkan koneksi lebih dalam dengan alam, budaya, atau komunitas lokal. Wisata massal mungkin akan digantikan oleh eksplorasi yang lebih terfokus dan bertanggung jawab.
3. Konsep “Micro-Influencer” dan “Hyperlocal Discovery”
Alih-alih mengandalkan influencer besar, orang mungkin akan lebih percaya pada rekomendasi dari “micro-influencer” atau komunitas lokal yang memiliki pengetahuan mendalam tentang area spesifik. Ini akan mendorong “hyperlocal discovery”, di mana “hidden gem” ditemukan dan dibagikan dalam lingkaran yang lebih kecil dan terpercaya, memperlambat proses viralitas massal.
4. Pentingnya Menjaga Otentisitas
Di masa depan, nilai sebuah “hidden gem” akan semakin terletak pada kemampuannya untuk mempertahankan otentisitasnya. Bisnis atau tempat yang berhasil menyeimbangkan popularitas dengan pelestarian nilai asli mereka akan menjadi yang paling dihargai. Ini akan mendorong praktik pariwisata dan konsumsi yang lebih etis dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, “hidden gem” akan selalu ada, karena dunia ini penuh dengan keindahan dan keunikan yang menunggu untuk ditemukan. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa terus menemukannya, mengapresiasinya, dan melestarikannya agar tetap menjadi “permata tersembunyi” bagi generasi mendatang.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Apa perbedaan hidden gem dengan tempat wisata populer?
Perbedaan utamanya terletak pada tingkat popularitas dan aksesibilitas. Hidden gem adalah tempat yang belum banyak diketahui atau dikunjungi, seringkali dengan akses yang lebih sulit dan suasana yang lebih otentik. Sementara itu, tempat wisata populer sudah dikenal luas, mudah diakses, dan cenderung ramai pengunjung, seringkali dengan fasilitas yang lebih komersial. Hidden gem menawarkan pengalaman yang lebih personal dan unik, sedangkan tempat populer menawarkan kenyamanan dan fasilitas lengkap.

Apakah hidden gem selalu sulit dijangkau?
Tidak selalu. Meskipun banyak hidden gem yang memang sulit dijangkau secara fisik (misalnya, di pelosok desa atau di balik bukit), makna istilah ini telah berkembang. Di era media sosial, sebuah tempat bisa disebut hidden gem jika belum ramai didatangi orang lain, meskipun lokasinya mungkin tidak terlalu terpencil. Kuncinya adalah pada aspek “belum diketahui banyak orang” atau “belum viral”, bukan semata-mata pada kesulitan akses.
Bagaimana cara memastikan hidden gem tetap “tersembunyi”?
Ini adalah dilema yang kompleks. Jika Anda ingin sebuah hidden gem tetap “tersembunyi”, cara terbaik adalah tidak membagikannya secara luas di media sosial. Jika Anda merasa perlu berbagi, pertimbangkan untuk melakukannya hanya dalam lingkaran kecil, atau berikan informasi yang bertanggung jawab tentang cara menjaga kebersihan dan menghormati lingkungan/komunitas lokal. Edukasi tentang pariwisata berkelanjutan juga penting untuk meminimalkan dampak negatif.
Apakah hidden gem hanya berlaku untuk tempat?
Tidak. Meskipun paling sering digunakan untuk tempat wisata atau kuliner, istilah “hidden gem” juga bisa diterapkan pada produk, karya seni, atau bahkan individu yang memiliki kualitas luar biasa namun belum dikenal luas. Contohnya, sebuah merek pakaian lokal dengan desain unik, lagu dari musisi independen yang belum populer, atau seorang individu dengan bakat terpendam.
Apa saja contoh hidden gem di Indonesia?
Indonesia kaya akan hidden gem. Beberapa contoh yang pernah disebut antara lain Puncak Cartensz di Papua (untuk keunikan salju di iklim tropis), Danau Sentani di Jayapura (danau luas dengan puluhan pulau kecil), Bukit Asah di Karangasem, Bali (pemandangan laut dari atas bukit yang tenang), dan Pantai Ngitun di Yogyakarta (pantai pasir putih tersembunyi di balik perbukitan). Tentu saja, masih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan di setiap daerah.
Bagaimana media sosial memengaruhi hidden gem?
Media sosial memiliki dampak dua sisi. Di satu sisi, ia menjadi alat yang ampuh untuk menemukan dan mempromosikan hidden gem, membantu usaha kecil atau destinasi terpencil mendapatkan perhatian. Di sisi lain, viralitas di media sosial juga bisa membuat sebuah hidden gem kehilangan status “tersembunyi”-nya dengan cepat, menyebabkan lonjakan pengunjung yang tidak terkontrol dan berpotensi merusak keasrian atau otentisitas tempat tersebut.
Bisakah sebuah hidden gem menjadi populer?
Ya, sangat mungkin. Banyak tempat yang dulunya hidden gem kini menjadi destinasi populer setelah viral di media sosial atau diliput oleh media massa. Ketika ini terjadi, tempat tersebut biasanya tidak lagi disebut “hidden gem” karena sudah dikenal luas. Proses ini menunjukkan dinamika antara penemuan, popularitas, dan pelestarian keaslian sebuah “permata tersembunyi”.