Hidden gem Ubud adalah destinasi, aktivitas, atau akomodasi yang menawarkan pengalaman otentik, tenang, dan jauh dari keramaian turis di pusat Ubud, Bali. Di tengah popularitasnya yang terus meningkat, menemukan permata tersembunyi ini menjadi kunci untuk merasakan esensi spiritual dan budaya Ubud yang sebenarnya di tahun 2025. Artikel ini terakhir diperbarui: Mei 2025
Mungkin Anda pernah mendengar bahwa Ubud kini terlalu ramai, terlalu ‘Instagrammable’, dan kehilangan sentuhan otentiknya. Memang, beberapa tempat ikonik seperti Tegalalang Rice Terraces atau Monkey Forest bisa sangat padat, terutama di musim liburan. Tapi, jangan biarkan hal itu membuat Anda menyerah pada pesona Ubud. Sama seperti yang dialami Gladis dari Happiness on the Way, setelah menghabiskan waktu berminggu-minggu di sana, ia menemukan bahwa Ubud masih menyimpan banyak rahasia yang bisa dinikmati tanpa harus berdesakan dengan kerumunan. Kuncinya adalah tahu ke mana harus mencari dan bagaimana cara menjelajahinya.
Bayangkan Anda bisa menikmati ritual pemurnian air di pura yang sepi, menjelajahi sawah yang hanya dilalui petani lokal, atau menyeruput kopi terbaik di kafe yang tersembunyi dengan pemandangan hutan yang menenangkan. Inilah esensi dari ‘hidden gem Ubud’ – sebuah undangan untuk menyelami Bali yang lebih dalam, lebih personal, dan lebih damai. Artikel ini akan menjadi pemandu Anda untuk mengungkap semua rahasia tersebut, memastikan perjalanan Anda ke Ubud di tahun 2025 menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan penuh makna.
Apa Sebenarnya “Hidden Gem Ubud”? Definisi dan Daya Tariknya di 2025
Konsep “hidden gem” atau permata tersembunyi di Ubud merujuk pada lokasi, aktivitas, atau pengalaman yang belum banyak diketahui atau dikunjungi oleh turis massal. Ini adalah tempat-tempat yang mempertahankan keaslian budaya, ketenangan alam, atau keunikan yang seringkali terlewatkan dalam panduan wisata umum. Di tahun 2025, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pariwisata berkelanjutan dan keinginan untuk pengalaman yang lebih otentik, pencarian “hidden gem” menjadi semakin relevan.
Mengapa Ubud Tetap Menarik di Tengah Keramaian?
Ubud telah lama dikenal sebagai pusat seni, budaya, dan spiritualitas Bali. Namun, popularitasnya juga membawa tantangan, yaitu keramaian. Banyak wisatawan yang datang mencari ketenangan justru menemukan hiruk pikuk. Inilah mengapa “hidden gem” menjadi jawaban. Mereka menawarkan pelarian dari keramaian, memungkinkan pengunjung untuk benar-benar terhubung dengan energi Ubud yang menenangkan. Seperti yang diungkapkan oleh Jackie dari Jou Jou Travels, Bali memang telah menjadi “Instagram hot spot” dengan banyak tempat yang dibangun untuk foto, namun ia menegaskan bahwa dengan mengetahui “tempat yang tepat untuk dikunjungi dan cara yang tepat”, Anda masih bisa jatuh cinta pada Bali.
Evolusi Konsep “Hidden Gem” di Ubud
Dulu, hampir seluruh Ubud bisa dianggap “hidden gem”. Namun, seiring waktu, banyak tempat yang menjadi populer. Konsep “hidden gem” pun berevolusi. Kini, ia tidak hanya berarti tempat yang belum terjamah, tetapi juga tempat yang, meskipun mungkin sedikit dikenal, masih menawarkan pengalaman yang lebih intim dan personal dibandingkan atraksi utama. Ini bisa berupa pura kecil di tengah hutan, desa yang mempertahankan tradisi, atau bahkan kafe yang sengaja disembunyikan dari jalan utama. Pencarian akan keaslian inilah yang mendorong banyak pelancong untuk mencari permata tersembunyi ini.
Karakteristik Utama Sebuah “Hidden Gem”
Sebuah “hidden gem” di Ubud biasanya memiliki beberapa karakteristik:
- Ketenangan dan Kedamaian: Jauh dari suara bising kendaraan dan kerumunan orang.
- Keaslian Budaya: Menawarkan interaksi langsung dengan masyarakat lokal dan tradisi Bali yang masih terjaga.
- Keindahan Alam yang Belum Terjamah: Pemandangan yang memukau tanpa sentuhan komersial berlebihan.
- Pengalaman Personal: Kesempatan untuk refleksi diri, meditasi, atau pembelajaran yang mendalam.
- Dukungan Lokal: Seringkali dikelola oleh penduduk setempat, sehingga kunjungan Anda berkontribusi langsung pada ekonomi mereka.
Menjelajahi Sisi Spiritual dan Budaya: Pura dan Desa Tersembunyi
Ubud adalah jantung spiritual Bali, dan banyak “hidden gem” yang berpusat pada pengalaman budaya dan spiritual yang mendalam. Ini adalah kesempatan untuk melihat Bali yang sesungguhnya, jauh dari panggung pertunjukan turis.
Pura Gunung Kawi Sebatu: Ketenangan Ritual Melukat
Jika Pura Tirta Empul seringkali dipadati pengunjung yang ingin melakukan ritual melukat (pemurnian air), Pura Gunung Kawi Sebatu menawarkan alternatif yang jauh lebih tenang. Menurut Gladis dari Happiness on the Way, ia bahkan bisa melakukan upacara pemurnian air secara pribadi dengan bimbingan pendeta lokal di sini. Ketenangan pura ini, yang dikelilingi oleh hutan lebat, memungkinkan pengalaman spiritual yang lebih mendalam dan personal. Ini adalah contoh sempurna bagaimana sebuah “hidden gem” bisa memberikan pengalaman yang lebih otentik dan bermakna.
Goa Gajah: Gua Meditasi Kuno yang Damai
Dikenal juga sebagai ‘Elephant Cave’, Goa Gajah adalah situs meditasi kuno dari abad ke-11. Meskipun tidak sepenuhnya “tersembunyi”, banyak pengunjung yang melewatkan area-area paling damai di dalamnya. Gladis mencatat bahwa di dalam gua, ada “curved spots” tempat para meditator duduk berjam-jam. Lebih jauh lagi, ada taman besar dan sungai hutan yang menjadi tempat sempurna untuk meditasi. Lokasinya hanya 15 menit dari pusat Ubud, menjadikannya pilihan yang mudah diakses untuk mencari ketenangan.
Pura Gunung Lebah: Permata di Ujung Campuhan Ridge Walk
Campuhan Ridge Walk adalah salah satu jalur trekking paling populer di Ubud, namun di ujung rute ini, Anda akan menemukan Pura Gunung Lebah. Pura abad ke-8 ini, yang didedikasikan untuk dewi Batur, menawarkan tempat istirahat yang tenang dari perjalanan Anda. Karena lokasinya yang jauh dari jalan utama, pura ini jarang ramai, terutama jika Anda datang di pagi atau sore hari. Ini adalah contoh bagaimana sebuah “hidden gem” bisa ditemukan di tempat yang sudah dikenal, hanya perlu sedikit eksplorasi lebih lanjut.
Desa Nyuh Kuning: Jantung Kehidupan Lokal yang Otentik
Sebagai alternatif dari desa-desa wisata yang lebih komersial, Desa Nyuh Kuning menawarkan gambaran kehidupan Bali yang otentik. Terletak dekat Monkey Forest, desa kecil ini adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan mengalami budaya Bali melalui seni, makanan, dan alam. Berjalan-jalan di sini akan memperlihatkan tradisi ukiran kayu lokal dan komitmen penduduknya terhadap pertanian berkelanjutan. Menurut Happiness on the Way, Anda bahkan bisa menemukan beberapa warung (restoran lokal kecil) terbaik di Bali di sini.

Hutan Bambu Penglipuran: Meditasi di Tengah Alam
Desa Penglipuran mungkin sudah populer, tetapi hutan bambunya masih relatif belum terjamah. Bahkan di musim ramai, kerumunan di sini tipis, seolah kebanyakan turis tidak berjalan sampai ke area ini. Bambu, sebagai simbol ketahanan, digunakan untuk berbagai produk lokal di Bali. Berjalan di antara lebih dari 10 jenis bambu yang bergoyang tertiup angin adalah pengalaman yang sangat meditatif dan menenangkan. Ini adalah salah satu “hidden gem” yang menawarkan ketenangan alam yang mendalam.
Desa Sibetan: Kisah Salak dan Kearifan Lokal
Terletak di kaki Gunung Agung, Desa Sibetan memiliki sejarah pertanian yang kaya dan menarik. Kunjungan ke sini akan membuat Anda menghargai kecerdikan masyarakat Bali. Setelah letusan gunung berapi pada tahun 1960-an, salak (buah ular) adalah satu-satunya tanaman yang bisa tumbuh di sana. Penduduk desa kemudian mengubah buah ini menjadi anggur untuk mata pencarian mereka. Anda bisa berpartisipasi dalam panen salak dan pembuatan anggur, atau bahkan menginap di homestay untuk pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan Sibetan. Ini adalah pengalaman “hidden gem” yang benar-benar imersif.
Oase Alam Tersembunyi: Air Terjun, Sawah, dan Danau yang Menenangkan
Ubud dikelilingi oleh keindahan alam yang luar biasa, dan banyak “hidden gem” yang menawarkan pelarian ke alam yang damai, jauh dari keramaian tempat-tempat populer.
Sawah Kajeng & Junik Manis: Pengalaman Imersif di Tengah Padi
Tegalalang Rice Terraces memang memukau, tapi juga sangat ramai. Gladis dari Happiness on the Way merekomendasikan sawah lain yang tak kalah indah namun lebih sepi, seperti Kajeng Rice Terraces dan Junik Manis. Anda bisa mencapai keduanya dalam satu perjalanan panjang. Di sini, Anda akan melihat petani lokal melakukan rutinitas harian mereka, bukan turis. Ini adalah pengalaman yang sangat imersif, melihat padi dalam berbagai tahap pertumbuhannya. Bahkan, Gladis merayakan ulang tahunnya di salah satu warung di Kajeng Rice Terraces, menunjukkan betapa damainya tempat ini.
Air Terjun Tukad Cepung: Keajaiban Cahaya di Dalam Gua
Tukad Cepung Waterfall adalah salah satu air terjun yang harus Anda kunjungi sebelum menjadi terlalu populer. Terletak di Bangli, air terjun ini masih relatif belum dikenal. Pemandangan air yang mengalir ke dalam tebing batu melingkar sangatlah “surga”, terutama saat sinar matahari menembus celah dan menciptakan efek pelangi. Ini adalah spot foto yang menakjubkan dan pengalaman alam yang unik. Pastikan untuk membawa kamera dan baju renang Anda!
Danau Bratan & Tamblingan: Kesejukan di Ketinggian
Jika Anda ingin melarikan diri sejenak dari Ubud, Danau Bratan adalah salah satu rahasia terbaik Bali. Terletak lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, Anda akan disambut oleh angin sejuk yang menyenangkan. Di sini, Anda bisa melakukan olahraga air atau menikmati ketenangan di Pura Ulun Danu Bratan. Sementara itu, Danau Tamblingan, yang seringkali ditemukan secara tidak sengaja oleh pengunjung yang menuju atraksi lain, menawarkan pemandangan yang sangat damai dengan hutan hujan lebat dan Pura Ulun Danu Tamblingan. Menurut Happiness on the Way, Anda bisa piknik di tepi danau atau mengunjungi danau kembarnya, Danau Buyan.
Gembleng Waterfall: Kolam Alami di Lembah Hutan
Tersembunyi di dekat Sidemen, sekitar 1,5 jam dari Ubud, Gembleng Waterfall adalah tempat yang tenang di mana Anda bisa bersantai di kolam batu alami dengan pemandangan lembah hutan yang menakjubkan. Sebuah donasi kecil sekitar IDR 20.000–30.000 biasanya diharapkan. Maya Ubud’s Blog menekankan pentingnya menghormati tempat suci ini dengan mengenakan pakaian renang yang sopan dan menjaga ketenangan. Ini adalah “hidden gem” yang sempurna untuk relaksasi dan foto-foto indah.
Bayad Waterfall: Rahasia Tersembunyi di Dekat Sawah
Jackie dari Jou Jou Travels menemukan Bayad Waterfall sebagai “air terjun rahasia” yang sangat dekat dengan Banjar Mancingan Rice Terrace. Ia menggambarkan pengalamannya di sana sebagai “magical” karena tidak ada orang lain di sekitar. Jika Anda bosan dengan keramaian di Kanto Lampo, Bayad Waterfall menawarkan keindahan alam yang murni dan ketenangan yang jarang ditemukan. Ini membuktikan bahwa permata tersembunyi masih ada di Ubud, Anda hanya perlu sedikit usaha untuk menemukannya.
Mengasah Kreativitas dan Kesejahteraan: Pengalaman Unik dan Healing
Ubud adalah surga bagi mereka yang mencari pengalaman yang memperkaya jiwa dan pikiran. Banyak “hidden gem” di sini yang berfokus pada seni, kerajinan, dan kesejahteraan, memungkinkan Anda untuk belajar, menciptakan, dan menyembuhkan diri.
Belajar Batik: Seni Tradisional yang Memukau
Dalam kelas tiga jam, Anda bisa membuat dan membawa pulang batik Anda sendiri, kain bermotif tradisional yang dibuat dengan pewarna organik dan lilin panas. Anda akan dibimbing oleh guru seni Bali dari awal hingga akhir. Ini adalah cara yang luar biasa untuk memahami filosofi di balik pola batik Indonesia yang umum. Pengalaman ini, seperti yang disarankan oleh Happiness on the Way, adalah salah satu “hidden gem” terbaik yang bisa Anda tambahkan ke itinerary Anda.
Membuat Tempeh: Menyelami Kuliner Lokal
Tempeh, kue kedelai fermentasi, adalah bahan penting dalam masakan Indonesia yang sering diremehkan secara internasional. Dalam lokakarya pagi tiga jam, Anda bisa belajar membuat tempeh dari awal dan mengolahnya menjadi hidangan lezat, seperti kari, hidangan asam manis, atau bahkan digoreng dengan sayuran. Semua ini dilakukan dengan bahan-bahan Bali segar. Bagian terbaiknya? Anda juga akan makan siang di rumah penduduk lokal, memberikan pengalaman budaya yang mendalam.
Kerajinan Bambu: Dari Seni hingga Furnitur Berkelanjutan
Bambu tumbuh melimpah di Bali dan merupakan bahan yang tahan lama untuk produk berkelanjutan. Jika Anda menyukai pertukangan, lokakarya bambu ini akan sangat menarik. The Bamboo Creative menawarkan program yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan, semuanya didedikasikan untuk teknik dan desain bambu. Anda akan belajar dari pengrajin Bali yang memiliki pengetahuan teknis dan budaya mendalam tentang bambu, menginspirasi Anda untuk melanjutkan kerajinan ini bahkan setelah program berakhir.

Membuat Canang Sari: Makna di Balik Persembahan Harian
Setiap pagi di Bali, Anda akan menyaksikan persembahan yang indah ini. Keranjang berwarna-warni ini menghiasi jalanan Bali setiap hari, terutama di depan rumah, pura, dan kuil. Anda bisa membuat versi Anda sendiri dari persembahan canang sari ini dalam lokakarya dua jam. Anda akan belajar tentang tujuan dan desainnya yang rumit, sambil mengenakan pakaian tradisional Bali. Ini adalah pengalaman spiritual yang mengejutkan dan memungkinkan kreativitas Anda mengalir dengan berbagai kelopak bunga, daun, buah, dan lainnya, masing-masing mewakili dewa Hindu.
Belajar Pertanian Tradisional: Filosofi Tri Hita Karana
Dunia memiliki banyak hal untuk dipelajari dari petani Bali. Metode pertanian tradisional mereka yang didasarkan pada filosofi Tri Hita Karana (harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan) secara inheren berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah irigasi subak yang menarik air alami ke ladang mereka. Anda bisa berjalan ke Mupu Rice Terrace di mana pasangan petani akan menunjukkan praktik pertanian harian mereka secara gratis (namun donasi sangat dihargai!). Setelah pengalaman ini, Anda akan menyadari bahwa Ubud yang “off the beaten path” seringkali membawa Anda pada pengalaman paling sederhana namun paling bermakna.
Kelas Keramik di Serayu Pot: Mengubah Tanah Liat Menjadi Karya
Alih-alih hanya melihat keramik tradisional di pasar lokal Bali, aktivitas “off-the-beaten-track” di Ubud adalah mencoba membuatnya sendiri. Di kelas Serayu Pottery, Anda akan dibimbing oleh instruktur profesional saat menciptakan mahakarya Anda. Ini adalah aktivitas yang menyenangkan dan interaktif di mana Anda dapat menghargai keterampilan pengrajin Ubud. Anda bisa mendaftar untuk kelas menggambar gerabah untuk menghias keramik yang sudah jadi atau mengikuti kelas tembikar untuk mengubah gumpalan tanah liat menjadi mahakarya. Menurut Happiness on the Way, Anda bahkan bisa mendapatkan diskon 5% dengan kode “GLADISKLOOK”!
Sound Healing di Pyramids of Chi: Harmoni Tubuh dan Pikiran
Sungguh menakjubkan bagaimana sesuatu yang tidak berwujud dapat menghasilkan efek penyembuhan yang besar. Di Pyramids of Chi, suara digunakan untuk memulihkan harmoni antara tubuh dan pikiran. Metode ini diyakini telah ada jauh sebelum pengobatan modern. Sound healing di Pyramids of Chi hadir dalam berbagai bentuk, menggunakan instrumen kuno, Reiki, getaran cahaya, dan bahkan suara untuk memanfaatkan fungsi penyembuhan diri tubuh kita. Jika Anda ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari yoga dan meditasi biasa, ini bisa menjadi sesi perawatan diri baru Anda di Bali.
Akupunktur di Balancing Qi: Penyembuhan Holistik di Tengah Hutan
Gladis dari Happiness on the Way berbagi pengalamannya mencoba akupunktur untuk pertama kalinya di Balancing Qi dengan Dr. Sophia. Meskipun beberapa orang mungkin takut dengan jarum dan prosedur fire-cupping, ia merasa sangat ringan dan menyembuhkan. Klinik akupunktur ini memiliki lokasi yang brilian, di tengah hutan Ubud, sangat mudah diakses namun terasa seperti dunia yang sama sekali berbeda dari pusat kota. Ini adalah “hidden gem” yang menawarkan penyembuhan holistik dalam suasana yang menenangkan.
Yin Yoga di Heart Space: Melepas Emosi dan Menemukan Ketenangan
Yin yoga adalah yoga kontemplatif yang menahan pose untuk waktu yang lama. Ada banyak kelas yin di Ubud, tetapi Gladis merekomendasikan Heart Space setelah rekomendasi seorang teman. Ia menyebutnya sebagai “kelas yin terbaik yang pernah saya alami”. Sesi ini sangat menenangkan dan ia merasa banyak emosi yang terpendam terlepas. Setelah kelas, hatinya terasa lebih ringan. Ini adalah pengalaman “hidden gem” yang sangat direkomendasikan untuk pembukaan hati (dan pinggul!) di Ubud. Mereka juga menawarkan kelas lain untuk sound healing dan breathwork.
Pengalaman Kirtan: Pembebasan Emosional Melalui Nyanyian
Kirtan adalah jenis bhakti yoga yang menggunakan lagu, nyanyian, dan mantra untuk pelepasan emosional. Ini dimaksudkan untuk membersihkan pikiran dan hati dari segala sesuatu yang menghalangi jalan kita menuju ilahi. Gladis mengalami upacara Kirtan selama pelatihan guru yoganya di Bali dan merasa tidak ada yang lebih membebaskan daripada bernyanyi sepenuh hati di sana. Dari semua “hidden gem” Ubud, ini adalah yang paling menonjol baginya, memberinya energi baru yang bertahan lama setelah upacara berakhir. Ia sangat merekomendasikannya, menyarankan untuk “biarkan saja dan alami keajaiban Kirtan.”
Kuliner dan Akomodasi “Hidden Gem”: Menikmati Ubud Tanpa Batas
Ubud tidak hanya tentang spiritualitas dan alam, tetapi juga tentang kuliner dan tempat menginap yang unik. Ada banyak “hidden gem” yang menawarkan pengalaman bersantap dan beristirahat yang tak terlupakan, jauh dari keramaian.
Kafe dan Restoran Tersembunyi: Dari Kopi Terbaik hingga Makanan Organik
Ubud Coffee Roastery: Surga Kopi Arabika Indonesia
Menurut Mat, pasangan Gladis dari Happiness on the Way yang merupakan pecinta kopi sejati, kopi di Ubud Coffee Roastery adalah “kopi terbaik yang pernah ia rasakan”. Mereka bahkan mampir ke sini setiap hari selama menginap. Kafe ini berspesialisasi dalam 100% Arabika Indonesia dan juga menawarkan matcha dan cacao seremonial yang lezat, serta kue-kue yang enak. Ini adalah “hidden gem” bagi para pecinta kopi yang mencari kualitas premium.
Alchemy Cafe: Fuel Sehat dari Food Forest
Alchemy Yoga Centre memiliki pendekatan unik dengan kelas-kelasnya, namun kafenya juga merupakan salah satu “hidden gem” Ubud. Anda akan menyukai hidangan yang datang langsung dari “food forest” mereka ke restoran mereka. Ini adalah bahan bakar sehat yang sempurna setelah sesi yoga yang berkeringat, menawarkan kesempatan untuk menyehatkan jiwa dan raga. Mereka menawarkan pilihan vegan, vegetarian, dan pescatarian dengan harga yang wajar.
Clear Cafe: Surga Vegan dengan Desain Mistis
Memasuki Clear Cafe seperti melangkah ke surga hijau. Mereka menaruh perhatian besar pada desain interior mistis mereka, menu, dan visi keseluruhan. Mereka menawarkan pilihan vegan, vegetarian, dan pescatarian dengan harga yang wajar, percaya bahwa makanan sehat harus dapat diakses oleh komunitas mereka. Ini adalah salah satu “hidden gem” Ubud yang membuat Anda merasa seperti di rumah sendiri, dengan hidangan lezat seperti pancake soba pisang cokelat dan pad thai.
Abe-Do Organic Warung: Kelezatan Organik Harga Terjangkau
Gladis dan Mat menemukan Abe-Do Organic Warung saat mencari restoran organik yang tidak terlalu mahal. Dari jus sehat yang menyegarkan hingga makanan organik tradisional mereka, setiap item benar-benar menyembuhkan. Mereka merekomendasikan C-Booster, jus wortel, sup labu dan kelapa, tuna grill, dan ayam serai. Ini adalah “hidden gem” kuliner yang menawarkan makanan sehat dan lezat dengan harga terjangkau.

Ubud Raw: Cokelat Vegan Terbaik dan Cacao Seremonial
Gladis awalnya pergi ke Ubud Raw untuk cacao seremonial mereka, minuman yang digunakan untuk ritual meditasi karena cacao diyakini sebagai bahan yang berharga dan membuka hati dalam budaya Hindu. Namun, ia menemukan cokelat yang dipajang dan menyebutnya “surga” dan “cokelat terbaik yang pernah saya rasakan”. Fakta bahwa itu vegan, bebas gluten, dan tanpa gula rafinasi atau aditif membuatnya semakin baik. Ini adalah “hidden gem” bagi pecinta cokelat sehat dan pengalaman spiritual.
Yellow Flower Café: Permata Tersembunyi di Penestanan
Jackie dari Jou Jou Travels menyebut Yellow Flower Café sebagai “hidden gem” yang terletak di atas Penestanan Stairs. Ruang yang dirancang dengan indah ini didekorasi dengan gaya tradisional Bali, dengan sudut-sudut yang nyaman untuk membaca buku atau bertemu teman. Mereka menawarkan campuran hidangan Bali dan Barat, dengan banyak pilihan vegan dan vegetarian. Kopi mereka, terutama latte dengan susu kacang mete buatan sendiri, sangat direkomendasikan. Pemandangan yang menakjubkan juga menjadi nilai tambah.
Warung Gauri: Romantisme Kuliner di Taman Tersembunyi
Warung Gauri adalah salah satu restoran favorit Jackie di Ubud. Terletak di jalan tersembunyi di Central Ubud, suasananya romantis dengan latar taman dan lampu-lampu di sekelilingnya. Makanannya sama enaknya dengan suasananya. Jackie hanya membayar $5 untuk semangkuk nasi perut babi dan minuman jus campuran. Ini adalah “hidden gem” yang menawarkan masakan Bali lezat dalam suasana yang menawan dan terjangkau.
Vedzpresso Coffee: Kopi dengan Pemandangan Gunung Batur
Di Kintamani, Vedzpresso Coffee adalah “hidden gem” lain yang menawarkan pemandangan Gunung Batur yang luar biasa. Terletak di tepi kaldera, kafe kecil yang nyaman ini menawarkan panorama Gunung Batur dan lanskap sekitarnya yang akan membuat Anda terdiam. Ini adalah tempat yang sempurna untuk menikmati kopi sambil meresapi keindahan alam Bali yang megah.
Penginapan Tenang di Tengah Keramaian:
Meskipun Ubud bisa ramai, ada banyak “hidden gem” akomodasi yang menawarkan ketenangan dan kedamaian, seringkali hanya dalam jarak berjalan kaki dari pusat kota. Ini adalah kunci untuk menikmati Ubud yang semarak namun tetap bisa beristirahat dengan tenang.
Hideout Bali: Rumah Bambu Ikonik di Hutan
Jika Anda menginginkan pengalaman menginap yang tidak biasa di Bali, rumah bambu ikonik Hideout adalah pilihan yang tepat. Nama mereka dengan sempurna menggambarkan visi mereka—sebuah eco-lodge non-turis yang tersembunyi di pegunungan Bali Timur, jauh dari kekacauan kota. Kamar-kamar mewah di tengah alam liar adalah daya tarik Hideout, menawarkan pendekatan radikal terhadap kedamaian dan relaksasi. Gladis menggambarkannya seperti rumah peri hutan.
Bambu Indah: Menyatu dengan Alam
Bambu Indah adalah “hidden gem” lain yang harus ada dalam daftar. Hotel butik ini terlihat seperti “diukir langsung dari hutan”. Jalan setapak, atap, tempat tidur gantung—semuanya terasa seperti bagian alami dari lokasi. Anda tidak akan percaya bahwa Anda masih berada di Ubud. Sebagai tamu, Anda juga akan menikmati makanan yang ditanam secara lokal dari kebun mereka. Area makan terbuka menghadap Sungai Ayung, sehingga setiap gigitan ditemani oleh suara alam. Ini sangat direkomendasikan untuk retret yang santai dan penginapan spiritual di Ubud.
Yudha Ubud: Ketenangan Dekat Pusat Kota
Yudha Ubud adalah rumah taman menawan yang hanya berjarak 15 menit berjalan kaki dari pusat kota. Gladis dan pasangannya menginap di sini dan sangat memahami mengapa banyak pelanggan tetap. Meskipun berada di jantung Ubud, tidak ada suara bising sama sekali, dan terasa seperti memiliki rumah sendiri. Ada taman besar tempat sarapan lezat disajikan setiap pagi, dan mereka bahkan bisa melakukan yoga pagi di balkon. Ini adalah basis yang sempurna untuk “slow travel” sambil tetap dekat dengan semua atraksi Ubud.
Nuaja Balinese Guest House: Pengalaman Homestay Spiritual
Homestay adalah salah satu hal paling spiritual yang bisa Anda lakukan di Bali. Nuaja Balinese Guest House adalah pilihan utama Gladis. Fasad rumah membuatnya terasa seperti menginap di dalam pura, dan kebetulan, itu mengarah ke pura yang sebenarnya di dekatnya. Bagian favoritnya adalah mencium bau dupa segar dan persembahan di seluruh taman yang indah setiap pagi, serta kolam koi yang memukau. Pemiliknya digambarkan sebagai “salah satu tuan rumah terbaik yang pernah kami temui”, menambah nilai pengalaman “hidden gem” ini.
Hidden Gem Suites Ubud: Kemewahan di Tepi Jurang
Seperti namanya, Hidden Gem Suites Ubud menawarkan akomodasi yang tersembunyi namun mewah. Terletak di tepi jurang di pinggiran kota, sekitar 3 km dari Goa Gajah dan Istana Ubud, properti ini menawarkan pemandangan hutan yang menakjubkan dan matahari terbenam yang spektakuler. Ulasan tamu di Booking.com memuji kebersihan, staf yang ramah, dan pemandangan yang luar biasa, dengan beberapa tamu bahkan melihat lusinan monyet makaka di pohon-pohon di seberang apartemen mereka. Ini adalah tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari stres dan menikmati suasana damai dan santai, seolah terputus dari dunia luar.
Villa de Bias Hotel: Pemandangan Gunung Agung dari Kolam Renang
Jackie dari Jou Jou Travels menemukan Villa de Bias secara kebetulan dan sangat terkesan. Dengan harga sekitar $100 per malam, Anda mendapatkan vila dengan pemandangan Gunung Agung yang luar biasa dari kolam renang tanpa batas. Kamar tidur yang besar dan bak mandi yang indah dengan pemandangan dari jendela menambah kemewahan. Matahari terbenam di sini digambarkan “murni magis”. Stafnya juga sangat baik, bahkan mengantar Jackie ke Bukit Cinta untuk melihat matahari terbit. Meskipun lokasinya agak terpencil dan tidak bisa diakses Grab, pengalaman yang ditawarkan sangat sepadan.
Tips Praktis Menjelajahi Hidden Gem Ubud: Etiket dan Keberlanjutan
Menjelajahi “hidden gem” membutuhkan pendekatan yang berbeda dari wisata umum. Ini bukan hanya tentang menemukan tempat, tetapi juga tentang bagaimana Anda berinteraksi dengan tempat dan komunitas di sekitarnya. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk memastikan pengalaman Anda bermakna dan berkelanjutan.

Cara Menemukan dan Menikmati Hidden Gem Ubud
Langkah 1: Lakukan Riset Mendalam dan Manfaatkan Sumber Lokal
Jangan hanya mengandalkan daftar “top 10” di Google. Carilah blog perjalanan yang fokus pada pengalaman otentik atau “off the beaten path” seperti Happiness on the Way atau Jou Jou Travels. Mereka seringkali membagikan lokasi spesifik dan tips yang tidak ditemukan di panduan umum. Selain itu, jangan ragu bertanya kepada penduduk lokal, pemilik homestay, atau driver Anda. Mereka adalah sumber informasi terbaik untuk menemukan tempat-tempat yang benar-benar tersembunyi. Misalnya, Emma dan Steffan dari InWanderment mendapatkan tip tentang area Tampaksiring untuk menikmati matahari terbit yang sepi dari driver lokal mereka.
Langkah 2: Pilih Transportasi yang Tepat
Untuk mencapai banyak “hidden gem”, Anda mungkin perlu menyewa skuter atau driver pribadi. Skuter menawarkan kebebasan, tetapi lalu lintas Bali bisa sangat menantang. Emma dan Steffan dari InWanderment sangat merekomendasikan menyewa driver lokal. Mereka membayar sekitar GBP 50 per hari untuk driver pribadi yang membawa mereka ke mana saja, termasuk tempat-tempat terpencil. Ini tidak hanya lebih aman dan nyaman tetapi juga mendukung ekonomi lokal secara langsung. Untuk area yang sangat terpencil seperti Tembeling Beach di Nusa Penida (meskipun bukan Ubud, ini contoh bagus), Jackie dari Jou Jou Travels memilih naik motor dengan driver yang sangat terampil karena jalannya sangat curam dan berbahaya.
Langkah 3: Datanglah di Waktu yang Tepat
Waktu adalah segalanya untuk menikmati “hidden gem”. Pagi hari (sebelum jam 8 pagi) atau sore hari (menjelang matahari terbenam) seringkali merupakan waktu terbaik untuk menghindari keramaian. Misalnya, untuk Tegalalang Rice Terraces, Emma dan Steffan tiba pukul 6 pagi dan menemukan tempat itu hampir kosong. Hal yang sama berlaku untuk pura seperti Tirta Empul; datanglah saat pembukaan untuk pengalaman yang lebih damai. Cuaca juga berperan; untuk pemandangan Gunung Agung, pastikan Anda datang di hari yang cerah di pagi hari sebelum gunung tertutup awan.
Langkah 4: Hormati Budaya dan Lingkungan Lokal
Saat mengunjungi pura atau desa tradisional, selalu kenakan pakaian yang sopan (menutupi lutut dan bahu). Jika ada ritual yang sedang berlangsung, jaga ketenangan dan jangan mengganggu. Untuk tempat-tempat alam seperti air terjun atau danau, jangan membuang sampah sembarangan dan ikuti aturan yang ada. Beberapa tempat mungkin meminta donasi kecil; ini adalah cara untuk mendukung pemeliharaan tempat tersebut oleh komunitas lokal. Ingat, Anda adalah tamu di tanah mereka, dan menghormati tradisi mereka adalah kunci untuk pengalaman yang otentik dan positif.
Langkah 5: Dukung Komunitas Lokal
Salah satu manfaat besar mengunjungi “hidden gem” adalah kesempatan untuk mendukung ekonomi lokal secara langsung. Belilah kerajinan tangan dari pengrajin lokal (seperti ukiran kayu di pasar yang direkomendasikan InWanderment), makan di warung kecil, atau menginap di homestay yang dikelola keluarga. Ini memastikan bahwa uang Anda langsung kembali ke komunitas yang menjaga keaslian tempat-tempat ini. Berinteraksi dengan penduduk setempat, belajar tentang kehidupan mereka, dan menunjukkan apresiasi Anda akan membuat pengalaman Anda jauh lebih kaya.
Masa Depan “Hidden Gem Ubud”: Antara Keaslian dan Popularitas
Seiring dengan meningkatnya minat pada pariwisata yang lebih otentik dan berkelanjutan, “hidden gem” di Ubud menghadapi tantangan dan peluang unik. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa permata ini tetap “tersembunyi” dan tidak kehilangan pesonanya di masa depan?
Tren Pariwisata Berkelanjutan di Ubud
Tren global menunjukkan pergeseran menuju pariwisata yang lebih bertanggung jawab. Wisatawan kini lebih sadar akan dampak lingkungan dan sosial dari perjalanan mereka. Ubud, dengan fokusnya pada wellness, seni, dan budaya, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam pariwisata berkelanjutan. Banyak “hidden gem” yang sudah menerapkan prinsip-prinsip ini, seperti eco-lodge yang terbuat dari bambu atau warung organik yang menggunakan bahan lokal. Ini adalah langkah positif yang perlu didukung.
Tantangan dan Peluang
Tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara mempromosikan “hidden gem” agar dikenal dan mendukung komunitas lokal, tanpa menyebabkan “over-tourism” yang merusak keasliannya. Media sosial, meskipun membantu penemuan, juga bisa mempercepat popularitas dan hilangnya “hidden” dari “hidden gem”. Peluangnya terletak pada pengembangan model pariwisata yang lebih terdistribusi, di mana wisatawan didorong untuk menjelajahi area yang lebih luas di luar pusat kota, dan mendukung inisiatif lokal yang berfokus pada pelestarian budaya dan lingkungan.
Peran Wisatawan dalam Melestarikan Keaslian
Sebagai wisatawan, kita memiliki peran krusial. Pilihlah akomodasi dan aktivitas yang mendukung bisnis lokal, bukan hanya resor besar. Berinteraksi dengan hormat, belajar tentang budaya, dan meninggalkan jejak sekecil mungkin. Jangan hanya datang untuk berfoto, tetapi datanglah untuk merasakan dan belajar. Dengan demikian, “hidden gem” Ubud dapat terus menawarkan pengalaman yang otentik dan damai bagi generasi mendatang.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa perbedaan hidden gem Ubud dengan tempat wisata populer lainnya?
Perbedaan utamanya terletak pada tingkat keramaian dan pengalaman yang ditawarkan. Tempat wisata populer seperti Monkey Forest atau Tegalalang Rice Terraces seringkali sangat padat, terutama di musim puncak, dengan fokus pada daya tarik visual dan fasilitas turis. Sebaliknya, “hidden gem” menawarkan ketenangan, pengalaman yang lebih otentik dan personal, serta interaksi yang lebih dekat dengan budaya dan alam lokal. Misalnya, Pura Gunung Kawi Sebatu (hidden gem) menawarkan ritual melukat yang damai, berbeda dengan Tirta Empul yang ramai.
Apakah hidden gem di Ubud aman untuk dikunjungi sendirian?
Secara umum, sebagian besar “hidden gem” di Ubud aman untuk dikunjungi sendirian, terutama jika Anda mengikuti tips keamanan umum. Namun, untuk beberapa lokasi yang sangat terpencil atau membutuhkan trekking, disarankan untuk menyewa pemandu lokal atau pergi bersama teman. Selalu informasikan kepada seseorang tentang rencana perjalanan Anda dan pastikan ponsel Anda terisi penuh. Untuk aktivitas seperti akupunktur atau yoga, tempat-tempat seperti Balancing Qi atau Heart Space sangat aman dan profesional.
Bagaimana cara terbaik untuk berkeliling ke hidden gem di Ubud?
Pilihan terbaik tergantung pada preferensi dan kenyamanan Anda. Menyewa skuter adalah cara paling fleksibel dan hemat biaya jika Anda nyaman berkendara di lalu lintas Bali. Namun, untuk kenyamanan dan keamanan, menyewa driver pribadi adalah pilihan yang sangat direkomendasikan, terutama jika Anda berencana mengunjungi beberapa tempat dalam sehari. Driver lokal seringkali juga bisa menjadi pemandu yang baik untuk menemukan “hidden gem” yang tidak ada di peta. Untuk beberapa lokasi, berjalan kaki atau bersepeda juga bisa menjadi pilihan yang menyenangkan.

Berapa perkiraan biaya untuk menikmati hidden gem di Ubud?
Biaya sangat bervariasi. Banyak “hidden gem” alam seperti sawah atau jalur trekking bisa dinikmati secara gratis atau dengan donasi kecil (sekitar IDR 10.000-30.000). Untuk kelas atau lokakarya (misalnya batik, tempeh, keramik), biayanya bisa berkisar dari IDR 200.000 hingga IDR 500.000 atau lebih, tergantung durasi dan fasilitas. Akomodasi “hidden gem” bisa mulai dari homestay terjangkau (sekitar IDR 150.000) hingga eco-lodge mewah (mulai dari IDR 1.000.000+). Secara keseluruhan, menjelajahi “hidden gem” seringkali lebih hemat biaya dibandingkan atraksi populer yang lebih komersial.
Apakah ada hidden gem di Ubud yang cocok untuk keluarga dengan anak-anak?
Tentu saja! Banyak “hidden gem” yang ramah keluarga. Misalnya, menjelajahi Hutan Bambu Penglipuran atau sawah Kajeng bisa menjadi petualangan yang menyenangkan bagi anak-anak. Kelas membuat tempeh atau canang sari juga bisa menjadi pengalaman edukatif dan interaktif. Beberapa akomodasi “hidden gem” seperti Hideout Bali atau Bambu Indah menawarkan suasana yang unik dan dekat dengan alam yang pasti akan disukai anak-anak. Penting untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia dan minat anak-anak Anda.
Bagaimana cara mendukung komunitas lokal saat mengunjungi hidden gem?
Ada beberapa cara efektif untuk mendukung komunitas lokal. Pertama, belilah produk langsung dari pengrajin atau petani lokal, seperti garam tradisional di Kusamba atau ukiran kayu di pasar. Kedua, makanlah di warung atau restoran milik keluarga, seperti Abe-Do Organic Warung atau Warung Gauri. Ketiga, pilihlah akomodasi homestay atau guesthouse yang dikelola oleh penduduk setempat. Keempat, pertimbangkan untuk menyewa pemandu lokal untuk tur atau aktivitas. Terakhir, berikan donasi jika diminta di tempat-tempat yang dikelola komunitas, dan selalu bersikap sopan serta menghargai budaya setempat.
Kapan waktu terbaik untuk mengunjungi hidden gem di Ubud agar tidak terlalu ramai?
Waktu terbaik untuk mengunjungi “hidden gem” di Ubud adalah selama musim sepi (low season), biasanya di luar bulan Juni-Agustus dan Desember-Januari. Jika Anda harus berkunjung di musim puncak, usahakan untuk datang sangat pagi (sebelum jam 8 pagi) atau sore hari (setelah jam 4 sore). Hari kerja juga cenderung lebih sepi daripada akhir pekan. Misalnya, untuk Campuhan Ridge Walk, sore hari bisa sangat indah, tetapi pagi hari akan jauh lebih tenang. Fleksibilitas dalam jadwal Anda akan sangat membantu untuk menemukan ketenangan yang Anda cari.
Apa yang harus saya persiapkan sebelum menjelajahi hidden gem di Ubud?
Beberapa persiapan penting meliputi: membawa uang tunai dalam jumlah cukup (banyak tempat lokal tidak menerima kartu), mengenakan pakaian yang nyaman dan sopan (terutama untuk pura), membawa topi dan tabir surya, serta botol air minum isi ulang untuk mengurangi sampah plastik. Jika Anda berencana trekking, kenakan sepatu yang nyaman. Pastikan juga Anda memiliki koneksi internet yang stabil (eSIM seperti Airalo bisa sangat membantu) dan pertimbangkan asuransi perjalanan seperti SafetyWing untuk ketenangan pikiran. Terakhir, siapkan diri untuk pengalaman yang lebih mendalam dan terbuka terhadap hal-hal tak terduga.